27.1.09

black velvet


cerita rembulan itu...
kala purnama datang...

"berpendar di atas beludru hitam"

begitulah kamu melukiskan keindahan cahaya benderang itu dengan kata-kata pilihan hatimu, yang seperti biasanya selalu menari diatas makna terindahnya, bertutur dari sulur-sulur mata air kebeningan

pada langit malam yang menyuguhkan keserasian gelap dan terang, aku menatapnya di beranda tepian genting atap rumah, disamping si ucing yang tidak lagi berkejaran, menyaksikan lampion ajaib itu beserta kedipan sejuta bintang yang menggodaku

kini aku berbaring, merebahkan kantuk, menepikan lelah di penghujung lelap, menyambut mimpi diatas beludru hitam yang sehalus permadani dari jazirah dan selembut pasir yang terseret ombak...

18.1.09

Hanung efek...



Maksud hati ingin melihat pameran komputer di sebuah pusat perbelanjaan atau nyang biase disebut emoll, seperti biasa suasana pameran tampak ramai dengan kerumunan orang-orang yang sedang melihat teknologi terbaru di bidang IT, tetapi ternyata kerumunan orang juga terlihat di sudut yang lain yaitu di gedong bioskop bahase kerennya cineplek gituh, kerumunan ini tak kalah riuh rendahnya, terlihat antrian panjang beberapa baris memadati depan loket penjualan tiket film Perempuan Berkalung Sorban ah...sepertinya kejadian yang sama ketika film Ayat Ayat Cinta yang juga disutradarai Hanung Bramantyo di putar untuk pertama kalinya, antusias untuk menyaksikan film ini ternyata cukup tinggi juga, kalau untuk urusan film memang bicara masalah selera dan tingkat kesukaan seseorang yang tentunya berbeda-beda, mungkin ada yang suka atau tidak, seorang sutradara film dalam hal ini Hanung Bramantyo bisa kembali menghadirkan efek yang sama terhadap karyanya dengan setting cerita yang hampir-hampir mirip dari latar yang dipersembahkan film sebelumnya, kalau aku sih belum bisa mengatakan film ini bagus atau tidak karena memang belum menyaksikannya, bahkan film sebelumnya yaitu Ayat Ayat Cinta pun belum kutonton hingga detik ini, entah mengapa ada rasa keengganan atau hilang begitu saja seperti surutnya hingar bingar film ini ketika pertama kali diperlihatkan kepada publik.

Untuk film Perempuan Berkalung Sorban aku malah lebih menyukai sountracknya yaitu lantunan suara siti nurhaliza yang berciri khas cengkok melayu, penasaran juga sih seperti apa seeh film ini, tetapi jika melihat antrian panjang itu koq jadi hilang ya rasa penasarannya, mungkin nanti jika sudah agak sepi penonton atau malah tak berselara lagi seperti film sebelumnya...hmm...kecuali jika revalina s temat menemaniku duduk manis berdua, mungkin ceritanya akan lain hehehe...

8.1.09

Pakdeku telah berpulang...


Tahun mendekati ujung berakhirnya ketika siang itu pakdeku dipanggil Allah SWT dan aku masih beberapa jam jauhnya dari kediaman beliau, hati ini ingin saja rasanya sesegera mungkin sampai kesana, namun ratusan kilometer harus kutempuh terlebih dahulu untuk sampai kesana, di sepanjang perjalanan terlihat pemandangan berbeda dari biasanya, orang-orang tampak sibuk mempersiapkan sebuah pesta untuk malam harinya, malam pergantian tahun begitu kata dunia, pasar tumpah yang kulewati di dominasi oleh berkarung-karung jagung mentah yang siap dibakar atau direbus, suasana keramaian lebih padat dari biasanya begitu pun arus lalulintas, semenjak siang mulai dipadati hilir mudik manusia yang ingin menghabiskan malam di ujung tahunnya, entah seperti di mudahkan perjalananku siang itu lebih cepat beberapa jam dari waktu tempuh normal, aku bersyukur mengingat kepadatan lalulintas saat itu yang melebihi dari intensitas biasanya, setiba disana kusaksikan tubuh beliau yang terbujur kaku namun kulihat wajah kedamaian dan ketenangan di raut dinginnya, segenap do'a kupanjatkan untuk menyertai kepergian beliau menuju sang Khalik, saat menjelang maghrib ketika awan pekat menggelantung dengan hebatnya pakde dikebumikan tepat di samping pusara adik bungsunya, selamat jalan pakdeku...

photo from here
Related Posts with Thumbnails